Al-Kalimah
Al-Kalimah (kata) adalah lafaz yang mempunyai makna.
Diagram Kalimah
A. Isim
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut  tidak terikat dengan waktu.
Contoh:
كِتَابٌ ـ بَيْتٌ ـ دِيْنٌ ـ بَابٌ ـ أسْتَاذٌ ـ شَجَرَةٌ
B. Fi’il
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
Contoh:
نَصَرَ ـ كَتَبَ ـ ضَرَبَ ـ جَلَسَ ـ قَتَلَ ـ أَكَلَ
C. Huruf
Kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain.
Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma’any.

Ciri-ciri Fi’il:
عَلاَمَاتُ الْفِعْلِ
قَدْ
مِثْلُ :{ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ} البقرة:60
(اَلسِِّيْنُ (سَـ
مِثْلُ : { سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا} الطلاق:7
سَوْفَ
مِثْلُ : {كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ} التكاثر:4
تَاءُ التَأْنِيْث ِالسَاكِنَةُ
مِثْلُ : {قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَـنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا} مريم :


(Perbedaan antara Isim dan Fi’il)
Ciri-ciri Isim:
عَلاَمَاتُ الاِسْم
التََّنْوِيْن
مِثْلُ :{ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ} البقرة:22
الخَفْض
مِثْلُ : {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} الفاتحة:1
الْأََلِفُ وَاللاَّم
مِثْلُ :{ ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ} البقرة:2
حَرْفُ الجَرِِّ
مِثْلُ :{ وَلاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ} البقرة:42

(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Kejelasannya)
http://badaronline.com/images/nahwu1/dasar-15-marifat-nakirah.jpg
1. Isim Nakiroh
Isim Nakiroh adalah isim yang belum jelas penunjukannya
Contoh:
مُسْلِمٌ (Seorang muslim)
كِتَابُ طَالِبٍ (Buku seorang mahasiswa)
2. Isim Ma’rifat
Isim Ma’rifat adalah isim yang sudah jelas penunjukannya
Contoh:
عُمَرُ (Umar)
كِتَابُ مُحَمَّدٍ (Buku Muhammad)
Macam-macam isim ma’rifat
1. Dhomir (kata ganti orang)
Contoh:
هُوَ – أَنْتَ – أَنَا
2. Isim Isyaroh (kata penunjuk)
Contoh:
هَذَا – ذَالِكَ
3. Isim Maushul (kata sambung)
Contoh:
اَلَّذِيْ- اَلَّذِيْنَ
4. ‘Alam (nama orang)
Contoh:
عُمَرُ  – مُحَمَّدٌ  – خَدِيْجَةُ
5. Isim yang ada alif dan lam
Contoh:
اَلْبَيْتُ -  اَلْمِصْبَاحُ  – اَلْمَسْجِدُ
6. Isim yang disandarkan pada isim ma’rifat yang lain
Contoh:
كِتَابُ مُحَمَّدٍ   -  صَاحِبُ البَيْتِ
Catatan:
1. Isim Nakiroh biasanya mempunyai harokat akhir yang bertanwin
Contoh:
مُسْلِمٌ – مِصْبَاحٌ
2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma’rifat dan bukan sebagai isim nakiroh.
Contoh:
مُحَمَّدٌ – زَيْدٌ
3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakiroh, maka dia adalah isim nakiroh. Namun apabila disandarkan pada isim ma’rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma’rifat.
Contoh:
كِتَابُ طَالِبٍ -  كِتَابُ مُحَمَّدٍ


FI'IL MAZID




فِعْل مَزِيْد FI'IL MAZID Fi'il Mazid berasal dari Fi'il Mujarrad yang mendapat tambahan huruf:
1) Fi'il Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti:
a. أَفْعَلَ - يُفْعِلُ (huruf tambahannya: Hamzah di awal kata)
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
دَخَلَ - يَدْخُلُ (=masuk)
أَدْخَلَ - يُدْخِلُ (=memasukkan)
خَرَجَ - يَخْرُجُ (=keluar)
أَخْرَجَ - يُخْرِجُ (=mengeluarkan)
رَسَلَ - يَرْسُلُ (=lepas)
أَرْسَلَ - يُرْسِلُ (=melepas, mengirim)
b. فَعَّلَ - يُفَعِّلُ (huruf tambahannya: huruf tengah yang digandakan/tasydid)
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
قَدِمَ - يَقْدِمُ (=datang)
قَدَّمَ - يُقَدِّمُ (=mendatangkan)
عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui)
عَلَّمَ - يُعَلِّمُ (=mengajar)
نَزَلَ - يَنْزِلُ (=turun)
نَزَّلَ - يُنَزِّلُ (=menurunkan)
c. فَاعَلَ - يُفَاعِلُ (huruf tambahannya: Mad Alif setelah huruf pertama)
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
قَتَلَ - يَقْتُلُ (=membunuh)
قَاتَلَ - يُقَاتِلُ (=berperang)
فَرَقَ - يَفْرَقُ (=memisah)
فَارَقَ - يُفَارِقُ (=berpisah)
سَبَقَ - يَسْبِقُ (=mendahului)
سَابَقَ - يُسَابِقُ (=berlomba)
2. Fi'il Mazid dengan tambahan dua huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti: a. اِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ (huruf tambahannya: Alif dan Nun di awal kata).
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
طَلَقَ - يَطْلِقُ (=menceraikan)
اِنْطَلَقَ - يَنْطَلِقُ (=pergi)
فَطَرَ - يَفْطِرُ (=membelah)
اِنْفَطَرَ - يَنْفَطِرُ (=terbelah)
قَلَبَ - يَقْلِبُ (=membalik)
اِنْقَلَبَ - يَنْقَلِبُ (=terbalik)
b. اِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ (huruf tambahannya: Alif di awal dan Ta di tengah)
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
جَمَعَ - يَجْمَعُ (=mengumpulkan)
اِجْتَمَعَ - يَجْتَمِعُ (=berkumpul)
نَشَرَ - يَنْشُرُ (=menyebarkan)
اِنْتَشَرَ - يَنْتَشِرُ (=tersebar)
لَمَسَ - يَلْمِسُ (=meraba)
اِلْتَمَسَ - يَلْتَمِسُ (=meraba-raba)
c. اِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ (huruf tambahannya: Alif di awal dan huruf ganda di akhir)
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
بَيَضَ - يَبِيْضُ (=putih)
اِبْيَضَّ - يَبْيَضُّ (=memutih)
حَمُرَ - يَحْمِرُ (=merah)
اِحْمَرَّ - يَحْمَرُّ (=memerah)
سَوِدَ - يَسْوِدُ (= hitam)
اِسْوَدَّ - يَسْوَدُّ (=menghitam)
d. تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ (huruf tambahan: Ta di awal dan Mad Alif di tengah)
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
حَسَدَ - يَحْسُدُ (=dengki)
تَحَاسَدَ - يَتَحَاسَدُ (=saling dengki)
عَرَفَ - يَعْرِفُ (=kenal)
تَعَارَفَ - يَتَعَارَفُ (=saling kenal)
سَأَلَ - يَسْأَلُ (= bertanya)
تَسَائَلَ - يَتَسَائَلُ (=saling bertanya)
e. تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ (huruf tambahannya: Ta di awal dan huruf ganda di tengah)
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui)
تَعَلَّمَ - يَتَعَلَّمُ (=belajar)
كَبُرَ - يَكْبِرُ (=besar)
تَكَبَّرَ - يَتَكَبَّرُ (=membesarkan diri)
فَكَرَ - يَفْكِرُ (= berfikir)
تَفَكَّرَ - يَتَفَكَّرُ (=memusatkan fikiran)
3. Fi'il Mazid dengan tambahan tiga huruf. Wazan yang biasa ditemukan adalah: اِسْتَفْعَلَ - يَسْتَفْعِلُ (huruf tambahannya: Alif, Sin dan Ta di awal kata).
Fi'il Mujarrad
Fi'il Mazid
غَفَرَ - يَغْفِرُ (=mengampuni)
اِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ (=mohon ampun)
قَبِلَ - يَقْبَلُ (=menerima)
اِسْتَقْبَلَ - يَسْتَقْبِلُ (=menghadap)
خَرَجَ - يَخْرُجُ (= keluar)
اِسْتَخْرَجَ - يَسْتَخْرِجُ (=minta keluar)

(Fa’il)
Fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ma’lum untuk menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan.
Contoh:
ضَرَبَ عَلِيٌّ الْكَلْبَ (Ali telah memukul anjing)
يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)
Ketentuan-Ketentuan Fa’il:
1. Fa’il adalah isim yang marfu’
Contoh:
نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)
زَيْدٌ adalah sebagai fa’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’
مُحَمَّدًا bukan sebagai fa’il karena dia manshub
ذَهَبَ الرَّجُلُ إِلَى السُّوْقِ (Laki-laki itu pergi ke pasar)
الرَّجُلُ adalah sebagai fai’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’
السُّوْقِ bukan sebagai fa’il karena dia majrur
2. Fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan fa’il
Contoh:
مُحَمَّدٌ يَكْتُبُ الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)
مُحَمَّدٌ bukan sebagai fa’il. Hal ini karena ia terletak di depan fi’il.
Fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il يَكْتُبُ yang taqdirnya adalah هُوَ.
3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il ma’lum. Apabila ada isim mar’fu’ yang terletak setelah fi’il majhul, maka ia bukan sebagai fa’il.
Contoh:
ضُرِبَ عَلِيٌّ (Ali dipukul)
عَلِيٌّ bukanlah sebagai fa’il karena fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.
4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod
Contoh:
كَتَبَ الْمُسْلِمُ الدَّرْسَ (Seorang muslim itu menulis pelajaran)
كَتَبَ الْمُسْلِمَانِ الدَّرْسَ (Dua orang muslim itu menulis pelajaran)
كَتَبَ الْمُسْلِمُوْنَ الدَّرْسَ (Orang-orang muslim itu menulis pelajaran)
5. Bila fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats.
Contoh:
شَرِبَ مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (Muhammad telah minum susu)
شَرِبَتْ مَرْيَمُ اللَّبَنَ (Maryam telah minum susu)
يَشْرَبُ مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (Muhammad sedang minum susu)
تَشْرَبُ مَرْيَمُ اللَّبَنَ (Maryam sedang minum susu)


(Mubtada’ dan Khobar)
Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)
Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Predikat)
Contoh:
مُحَمَّدٌ طَبِيْبٌ (Muhammad adalah seorang dokter)
الْأُسْتَاذُ مَرِيْضٌ (Ustadz itu sakit)
Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar
1. Mubtada’ dan khobar merupakan isim-isim marfu’
Contoh:
الْوَلَدُ نَشِيْطٌ (Anak itu rajin)
أَبُوْكَ مَاهِرٌ (Bapakmu adalah orang yang pandai)
الْقَاضِى عَادِلٌ (Hakim itu adil)
2. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.
Contoh:
الْمُسْلِمُ حَاضِرٌ (Seorang muslim itu hadir)
الْمُسْلِمَانِ حَاضِرَانِ (Dua orang muslim itu hadir)
الْمُسلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ (Orang-orang muslim itu hadir)
3. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.
Contoh:
الْمُسْلِمُ صَالِحٌ (Orang muslim itu sholeh)
الْمُسْلِمَةُ صَالِحَةٌ (Orang muslimah itu sholihah)
الْمُؤْمِنُوْنَ مُجْتَهِدُوْنَ (Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)
الْمُؤْمِنَاتُ مُجْتَهِدَاتٌ (Para perempuan mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)

KATA BENDA DITINJAU DARI JUMLAHNYA
A. Isim Mufrad (اِسِــــــمْ مُفْـــــــرَدْ)/ Singular
Isim mufrad yaitu kata benda tunggal (singular) baik berjenis mudzakkar maupun mu’annats.
2.2 Contoh:
الدُّجِاجَةُ Ayam betina مَكْتَبٌ Meja Tulis
الْمَرْئَةُ Seorang wanita اَلْمَسْجِدُ Masjid
الدَّرَجَةُ Sepeda اًلْمِصْبَاحُ Lampu
مَدْرَسَةٌ sekolahan
Keadaan Isim Mufrad dalam penerapannya pada suatu kata
مَجْــــرُوْر مَـــنْصُوبْ مَــرْفُوع
( -ٍ- / -ِ - ) ( -ً - / -َ - ) (-ُ - / -ُ - )
Keterangan
a. Marfu’ ( مَــرْفُوع) ditandai dengan dhummah dan dhummah tanwin (-ُ - / -ُ - ) Contoh:
كِتَــــا بٌ atau اَلْكِتَــــابُ Buku
بَيْتــٌــــ atau اَلْبَيْتــُـــــ Rumah
b. Manshub (مَـــنْصُوبْ ) ditandai dengan fathah atau fathah tanwin ( -ً - / -َ -), contoh:
كِتَــــــا بً atau اَلْكِتَــــابَ Buku
بَيْتًـــــــــ atau اَلْبَيْتَـــــ rumah
c. Majrur (مَجْــــرُوْر) ditandai dengan kasrah atau kasrah tanwin ( -ٍ- / -ِ - ), contoh:
كِتَــــــا بٍ atau اَلْكِتَــــابِ Buku
بَيْتٌٍـــــــــ atau اَلْبَيْتِـــــ Rumah
Isim Mufrad dalam penerapan kalimat
Marfu’ جَدِيْــــــــدٌ اَلْكِتَــــابُ Kitab ini baru
Nashab جَدِيْــــــــدً كِتَــــــا بً اِشْتَـــرَيْتُ Aku telah membeli kitab baru
Jar الْجَــــــدِيْـــدِ مِنَ الْكِتـَــــابِ يَسْتَفَـــدْتُ Aku mendapatkan manfaat dari kitab baru
B. Isim Mutsanna/ Tasniyah (اِسِــــــمْ مُثَـــنَّى)/ Dual
Adalah kata benda yang menunjukkan arti ganda (dual) baik mudzakkar maupun muannats. Cirinya terdapat tambahan alif dan nun (ا ن) atau ya dan nun (ين ) pada isim mufradnya. Contoh
كِتَـــــابَانِ
Penjelasan
كِتَـــــابٌ Perubahan pada mudzakar: Bentuk Mufradnya كِتَابٌ
كِتَـــــابِيْــنَ
jika ditambah alif dan nun akan menjadi كِتَابَانِ
Jika ditambah dengan ya dan nun akan menjadi كِتَـــــابِيْــنَ
كُـــرَّسَتَـــــانِ
Perubahan pada muannats: Bentuk mufradnya كُرَّاسَـةٌ jika ditambah alif dan nun akan menjadi كُرَّاسـتَانِ
كُـــرَّا ســــةٌ Jika ditambah dengan ya dan nun akan
كُـــرَّا سَتَيْـــــنِ menjadi كُرَّاسـتَيْنِ
Keadaan isim mutsanna dalam penerapannya pada suatu kata
مَـجْــرُوْرٌ مَـنْصُــوْبٌ مــرْفــــوعٌ
ين ين ان
كِتَـــــابِيْــنَ / كُـــرَّا سَتَيْـــــنِ كِتَـــــابِيْــنَ / كُـــرَّا سَتَيْـــــنِ كِتَابَانِ / كُـــرَّسَتَـــــانِ
Isim Mutsanna dalam penerapan kalimat
1 Marfu’ اَلْكِتَابـــــــانِ مُفِيْـــــــــدَانِ Dua kitab itu bermanfaat
2 Manshub قَرَأْتُ كِتَـــــابَيْنِ مُفِيْــدَيْنِ Aku telah membaca dua kitab yang bermanfaat
3 Majrur اَلْغِــلافُ لِكِتَـــابَيْنِ جَدِيْــــــدَيْن Sampul itu untuk dua buku baru
C. Isim Jama’ (اِسِــــــمْ جَمـــــــعْ )/ Plural
Yaitu: kata benda yang menunjukkan lebih dari dua/ banyak, baik maskulin maupun feminin. Isim jamak ini dibagi menjadi tiga, yaitu: Jama’ Mudzakar Salim, Jama’ Muannats Salim, dan Jamak Taksir
1. Jamak Mudzakar Salim (جَمْـعُ المُذَكَــر الســالِمْ)
Merupakan jamak yang bentuknya teratur (salim) dan menunjukkan makna maskulin (mudzakar). Ciri-cirinya adalah tambahan huruf wawu dan nun (ان ) atau huruf ya dan nun ( ون ) pada bentuk mufradnya.
Contoh:
مُسْلِــــــمُوْنَ
مُسْلِـــــمٌ Penjelasan
Bentuk singular مُسْلِـــــمٌ jika ditambah
مُسْـــلِمِيْنَ wawu dan nun akan menjadi مُسْلِــــــمُوْنَ
مُؤْمِــنُوْنَ
مُؤْمِنٌِ Jika ditambah dengan ya dan nun
akan menjadi مُسْـــلِمِيْن
مُؤْمِنِيْـــنَ
مُسْلِــــــــمُوْنَ و ن مُسْلِــــــــمٌ
مُسْـــــــــلِمِيْن ي ن مُسْلِــــــــمٌ
Keadaan jamak mudzakar salim dalam penerapannya pada suatu kata
مَـجْــرُوْرٌ
مَـنْصُــوْبٌ
مــرْفــــوعٌ
ين ين ون
Keterangan:
1. Marfu’ ditandai ون dengan contoh مُسْلِــــــــمُوْنَ
2. Manshub ditandai dengan ين contoh مُسْـــــــــلِمِيْن
3. Majrur diandai dengan ين contoh مُسْـــــــــلِمِيْن
Jama’ Mudzakar Salim dalam penerapan kalimat:
1. Marfu’ اَلْمُؤْمِنُوْنَ خَـــاشِـــــعُوْنَ Orang-orang mukmin yang khusyu’
2. Manshub رَأَيْتُ الْمُؤْمِنِيْنَ خَـــاشِــــعِيْنَ Saya melihat orang-orang mukmin yang khusyu’
3. Majrur مَرَرْتُ بِالْمُؤْمِنِيْــنَ خَاشِـــعِيْنَ Saya berjalan bersama dengan orang-orang mukmin yang khusyu’
2. Jamak Muannats Salim جمَـــــعُ الْمُؤَنَّـــــثِ السَّــــا لِـمُ
Adalah bentuk plural (jamak) yang teratur dan menunjukkan jenis feminine (perempuan). Cirinya terdapat tambahan huruf alif dan ta pada bentuk mufradnya. Karena jama’ ini menunjukkan perempuan, maka bentuk singular yang diubah adalah bentuk muannats bukan mudzakar. Contoh:
Plural tamb Sing plural tamb Singular
مُؤْمِـــــــنَــــاَتٌ ات مُؤْمِـــــــنَةٌ اَلْمُسْـــــــلِمَــــــاتُ ات اَلْمُسْـــــــلِمَةُ
دَرَاجَـــــــــاتٌ ات دَرَاجَـــــــةٌ َلدَّجَــــاجَـــــــــاتُ ات اَلدَّجَـــــــاجَةُ
ات ات
Keadaan Jamak Muannats Salim dalam penerapannya pada kata
مَـجْــرُوْرٌ
مَـنْصُــوْبٌ
مــرْفــــوعٌ
(ـ ِ ـ /ـ ٍ ـ) (ـ ِ ـ /ـ ٍ ـ) ــُ ــ/ــ ٌ ــ))
Tanda-tanda perubahan pada jamak muannats salim
1. Marfu’ ditandai dengan dhummah/ dhummah tanwin
Contoh: مُؤْمِـــــــنَــــاَتٌ
2. Manshub ditandai dengan kasrah atau kasrah tanwin
Contoh: مُؤْمِـــــــنَــــاَتٍ
3. Majrur ditandai dengan kasrah atau kasrah tanwin
Contoh مُؤْمِـــــــنَــــاَتٍ
Penerapan Jamak Muannats Salim dalam kalimat
1. Marfu’ اَلْمُؤْمِنَـــاتُ خَـــاشِـــــعَـــاتٌ Wanita-wanita mukmin yang khusyu’
2. Manshub رَأَيْتُ الْمُؤْمِنــاتِ خَــاشِــعَاتٍ Saya melihat wanita-wanita mukmin yang khusyu’
3. Majrur مَرَرْتُ بِالْمُؤْمِنَـاتِ خَاشِـعَـاتٍ Saya berjalan bersama dengan wanita-wanita beriman yang khusyu’

3. Jamak Taksir جَمْـــــــعُ التَّكْثِيْــــــــــــــــر
Pengertian:
Adalah bentuk jamak yang tidak beraturan (rusak). Jamak ini untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakar maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sima’I , artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang Arab. Oleh karena itu maka harus dihafalkan. Kita dapat mengetahui sebuah isim berjamak taksir atau salim dapat dilihat di dalam kamus. Kamus bahasa Arab yang baik tentu mencantumkan bentuk jamak dari suatu isim.
Contoh:
قِرْطَــسٌ- قِـرْطَاس – ج قَـرَاطِيْس Kertas
مِفْتَـــاحٌ – ج مَفَـــاتِيْــحٌ Kunci
مِغْــــلاَقٌ – ج مَغَـــالِيْقٌ Kunci pintu
صُـــوْرَةٌ – ج صُــــوَرٌ Gambar
رَأْسٌ – ج رُؤُوْسٌ Kepala
رَإيْــسٌ – رُأسَـــأُ Kepala, ketua
Dari contoh di atas terlihat bahwa bentuk plural dari mufrad/ singularnya tidak beraturan sebagaimana pada jamak salim.
Hasil penelitian para ahli bahasa Arab, didapat beberapa pola khusus dari jamak taksir, seperti berikut ini:
وَزَانْ جَمَــــــــع تَكْسيـــر إســـــــــم مفرد مَعـــــــــنَى
No Pola Plural Singular Arti
1 اَفْعَــالٌ اَبْــوَابٌ بَـــــابٌ Pintu
2 اَفْعُــلٌ اَنْفُــسْ نَفْــــسٌ Jiwa
3 فِعْلَــةٌ فِتْيَــةٌ فَتَــــى Pemuda
4 فُعَّــالٌ كُتَّــابٌ كَـــاتِبٌ Penulis
5 فِعَــالٌ جِبَــالٌ جَبَــــلٌ Gunung
6 فُعُــوْلٌ قُلُــوْبٌ قَــــلْبٌ Hati
7 فُعُـــلٌ رُسُــلٌ رَسُـــوْلٌ Rasul/ utusan
8 فُعَــلاَءٌ عُلَمَــأُ عَلِيْـــمٌ Orang pandai
9 اَفْعِــلاَءُ اَنْبِيَــاءُ نَبِـــيٌ Nabi
10 فَعَـائِـلُ رَسَـائِلٌ رِسَــلَةٌ Risalah/ surat
11 مَفَـاعـلُ مَذَاهِـبٌ مَذْهَــبٌُ Madzhab
12 مَفَـا عِيْـلُ مَفَــاتِيْحٌ مِفْتَــحٌ kunci
13 فُعْلاَنٌ فَــرِسٌ Petapa
14 فَعَــالِلٌ كَوْكَــبٌ bintang
15 فَعَـالِيْـلٌ فِنْجَــانٌ Cup, tutup
16 فَعَالِلِـةٌ تِلْمِيْــذٌ Murid
kana
Adapun kaana dan saudara-saudaranya berfungsi merofa’kan isimnya dan menasobkan khobarnya, yaitu:
æ كان : adalah/keadaan, kaana menunjukkan lampau, ada waktu tertentu ( terbatas) dan ada waktu terus-menerus. Misal: كان ربك قديرا(terus menerus) , كان محمدمجتهدا (terbatas)
æ امسى : bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada waktu sore hari امسي الجوباردا
æ اصبحى : bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada waktu pagi hari امسي الجو مكفهرا
æ اضحى : bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada waktu dhuha اضحى الطالب نشيطا
æ ظل : bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada waktu siang hari ظل وجهه مسودا
æ بات : bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada waktu malam hari بات محمد مسرورا
æ صار : bermakna perpindahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain صارا لطين ابريقا
æ ليس : meniadakan atau menafikan ليس محمد فاهما
æ مازال ماانفاك ما فتئ ما برح : tidak terputus-putus, artinya sama dengan ليس, yaitu meniadakan atau menafikan, karena harus di dahului oleh maa nafi, tetapi maksudnya itsbat atau tetap.
Ex: مازال ابراهيم منكير, مابرح علي صديقا مخلصا
æ مادام : tetap dan terus menerus لا اعذل خالدا مادمت حيا
æ كان يكون كن , اصبح يصبح اصبح : lafadz-lafadz yang bisa ditasrif
Menurut amalnya dari fiil kaana wa akhwatuha terbagi dua macam, ialah:
1. Yang bisa beramal tanpa syarat, ialah: صار ,امسى, اصبحى, اضحى , بات ظل, ليس, كان
2. Yang bisa beramal dengan syarat, ialah:
F Didahului dengan lafadz naafi atau syibaih nafi, ialah انفاك, فتئ, برح, زال
F Didahului oleh maa masdariyah dzorfiyah, ialah دام
Dari segi tasrifnya kaana wa akhwatuha dibagi menjadi tiga:
1. Bisa ditasrif dengan sempurna atau lengkap, yaitu bisa ditasrif mulai dari fi’il madhi, mudhlori’, dan amr, yaitu ada tujuh fi’il: صار ,امسى, اصبحى, اضحى , بات ظل, كان
2. Bisa ditasrif namun tidak sempurna, yaitu bisa ditasrif mulai dari fi’il madhi dan mudhlori’ saja, yaitu ada empat fi’il : انفاك, فتئ, برح , زال
3. Tidak bisa ditasrif, ada dua fi’il : ليس , دام
Tentang penempatan khobar:
w Di tengah. Contoh: وكان حقاعلينانصرالمؤمنين
Kecuali maa nafi, tidak boleh mendahulukan khobar­( ماكان زيدقاءما) , kecuali kalau nafinya dengan selain maa, maka diperbolehkan.( قاءمالم يزل زيد)
w Tak boleh mendahulukan khobar. Mencegah untuk mendahulukan khobar laisa. Contoh: قاءماليس احمد (contoh salah) adapun mendahulukan khobar selain laisa diperbolehkan. Adapun fi’il yang mencukupkan dengan isimnya yang dirofa’kan saja (tidak dengan khobar), fi’il itu disebut fi’il tamm. Ex:
وكان ذوعسرة الخ . Adapun lafadz fi’il yang membutuhkan isim dan khobar disebut fi’il naqis. Adapun lafadz fatia, laesa, dan zaala, selamanya naqis.
Membuang kaana dan isimnya
v Orang arab suka membuang kaana dan isimnya dan itu termasyhur bila kaana berada sesudah lafadz in dan lau. Ex: ان خيرافخيرا asalnya ان كان عمله خيرافكان جزاءه خيرا
v Sesudah an masdariyah menggantikan maa dari kaana itu disusun. (yakni suka dibuang kaana sesudah an masdariyah dan diganti dengan maa, serta isim kaana-nya tetap ada/tidak dibuang)
ex: اماانت برافاقترب asalnya لان كنت برا فاقترب
v Dari fi’il mudhori’nya lafadz kaana yang disukun suka dibuang nunnya. Itu adalah membuang uang tidak mesti/tidak selalu. Ex: لم نك من الكافرين



أَنْوَاعُ الْخَبَرِ
(Macam-Macam Khobar)
Khobar Mu'rob Murokkab
1. Khobar Mufrod
Khobar mufrod adalah khobar yang bukan berupa jumlah maupun syibhul jumlah.
Contoh:
الْعَامِلُ حَاضِرٌ (Seorang pekerja itu hadir)
الْعَامِلاَنِ حَاضِرَانِ (Dua orang pekerja itu hadir)
الْعُمَّالُ حَاضِرُوْنَ (Para pekerja itu hadir)
2. Khobar Murokkab
Khobar murokkab adalah khobar yang berupa jumlah atau syibhul jumlah.
a. Khobar yang berupa jumlah
i. Jumlah Ismiyah
Contoh:
الْوَلَدُ كِتَابُهُ جَدِيْدٌ (Anak laki-laki itu bukunya baru)
الْوَلَدُ أَبُوْهُ حَاضِرٌ (Anak laki-laki itu bapaknya hadir)
الْمَدْرَسَةُ مُدَرِّسُهَا حَضَرَ (Sekolahan itu pengajarnya telah hadir)
ii. Jumlah Fi’liyah
Contoh:
الْوَلَدُ حَضَرَ أَبُوْهُ (Anak itu telah hadir bapaknya)
الْمُدَرِّسُ حَضَرَ (Seorang pengajar itu telah hadir)
الْمُدَرِّسُوْنَ حَضَرُوْا (Para pengajar itu telah hadir)
b. Khobar yang berupa syibhul jumlah
i. Jer dan Majrur
Contoh:
مُحَمَّدٌ فِى الْبَيْتِ (Muhammad di dalam rumah)
الْكِتَابُ عَلَى الْمَكْتَبِ (Buku itu di atas meja)
ii. Dhorof dan Mudhof ilaih
Contoh:
مُحَمَّدٌ أَمَامَ الْبَيْتِ (Muhammad di depan rumah)
الْهِرَّةُ تَحْتَ الْمَكْتَبِ (Kucing itu di bawah meja)


FI'IL MUJARRAD
Menurut asal kata dan pembentukannya, Fi'il terbagi dua:
1. FI'IL MUJARRAD (
فِعْل مُجَرَّد ) yaitu fi'il yang semua hurufnya asli.
2. FI'IL MAZID (
فِعْل مَزِيْد ) yaitu fi'il yang mendapat huruf tambahan.
Fi'il Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan pula FI'IL MUJARRAD TSULATSI ( فِعْل مُجَرَّد ثُلاَثِي ) dan mempunyai enam wazan ( وَزْن ) atau timbangan (pola huruf dan harakat) yakni:
1. فَعَلَ - يَفْعُلُ misalnya: نَصَرَ - يَنْصُرُ (=menolong)
2.
فَعَلَ - يَفْعِلُ misalnya: جَلَسَ - يَجْلِسُ (=duduk)
3.
فَعَلَ - يَفْعَلُ misalnya: فَتَحَ - يَفْتَحُ (=membuka)
4.
فَعِلَ - يَفْعَلُ misalnya: عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui)
5.
فَعُلَ - يَفْعُلُ misalnya: كَثُرَ - يَكْثُرُ (=menjadi banyak)
6.
فَعِلَ - يَفْعِلُ misalnya: حَسِبَ - يَحْسِبُ (=menghitung)
Disamping Fi'il Mujarrad Tsulatsi yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pula Fi'il Mujarrad Ruba'i ( فِعْل مُجَرَّد رُبَاعِي ) yang terdiri dari empat huruf. Fi'il Mujarrad Ruba'i ini hanya mempunyai satu wazan yaitu: فَعْلَلَ - يُفَعْلِلُ .
Contoh:
تَرْجَمَ - يُتَرْجِمُ (=menerjemahkan), وَسْوَسَ - يُوَسْوِسُ (=membisikkan waswas), زَلْزَلَ - يُزَلْزِلُ (=menggoncang-goncangkan).